Syahrial atau yang
akrab dipanggil mak utiah lahir pada tanggal 28 Oktober 1959, dimana saat ini
ia bekerja sebagai pengendara bus kampus di Universitas Andalas (Unand).
Sebelum ia bekerja di unand, ia sempat bekerja di pulau jawa khususnya daerah
Jakarta sebagai supir bus pariwisata bahkan supir truk. Namun saat
tahun 1997 beliau pulang ke Padang karena pada tahun 1998 waktu itu sedang
terjadi krisis ekonomi di Jakarta yang mengakibatkan mogoknya perekonomian yang
berdampak pada penghasilan dan pekerjaan yang dijalani oleh mak utiah apalagi saat
itu ia sedang bekerja menjadi supir taksi bluebird.
Awal beliau menjadi
supir bus kampus unand adalah saat tahun 2001 akhir dimana unand membuka
pendaftaran supir untuk menjalankan bus yang akan dipakai oleh mahasiswa. Setelah
mealui beberapa tahap tes, dan lulus beliau mulai bekerja dari tahun 2002 sampai
dengan sekarang. Dimana sekarang ada 35 bus yang di peruntukkan untuk 35 supir.
Karena itu satu orang supir bertanggung jawab akan 1 bus. Untuk perawatan bus
sendiri unand sudah mengadakan tim mekanik khusus yang langsung
dibayar oleh pihak kampus. Bus kampus ini diadakan juga untuk memudahkan
transportasi mahasiswa karena dulu angkutan umum tidak sampai berkeliling
kampus.
Walaupun mak utiah
sudah berumur 58 tahun namun ia masih terlihat muda. Ia mempunyai cara sendiri
agar tetap terlihat muda dengan cara selalu senang dimana semua hal hanya
dibawa senang saja, kalau ada permasalahan sulit tidak usah terlalu dipikirkan
sampai stress yang membuat kita mudah terserang penyakit. Dan satu tips lagi
agar tetap awet muda adalah rajin berolahraga, walau tidak dengan cara lari
pagi namun mak utiah masih melakuakan aktivitas olahraga lainnya seperti
bermain badminton.
Mak utiah bekerja dari
pukul 6 pagi sampai pukul 4 sore. Dulu pengoperasian bus bisa sampai malam dan
akan diberi uang tambahan untuk bus yang jalan diatas jam 4 atau yang lembur. Bahkan
hari sabtu dan minggu pun bus masih beroperasi. Bus ini juga bisa dipakai tidak
hanya untuk mengantar para mahasiswa untuk kegiatan di dalam kampus saja, namun
bisa juga untuk kegiatan diluar kampus seperti pengkaderan yang dilakukan oleh
pihak fakultas atau jurusan masing-masing. Namun hal itu kini sudah dilarang semenjak
adanya pejabat-pejabat baru. Dimana saat bus beroperasi di luar jam kerja maka
mak utiah tidak mendapatkan uang kompensasi. Begitu juga untuk pemakaian bus
diluar kegiatan di dalam kampus juga tidak bisa digunakan karena pihak atas
mengatakan bahwa bus tidak layak. Padahal bus yang dipakai adalah bus yang
biasa dipakai untuk berkeliling kampus.
Mak utiah merasa
kasihan kepada mahasiswa yang mempunyai jam kuliah malam dimana mereka tidak
bisa mendapatkan menikmati bus kampus yang sudah disediakan, begitu pula untuk
mahasiswa jurusan peternakan dan biologi yang melakukan kerja lapangan dan
tidak memakai bus untuk kegiatan yang berhubungan dengan kuliah. Padahal Uang
Kuliah Tunggal (UKT) yang dibayarkan mahasiswa sudah termasuk untuk membayar
bus kampus, tapi mahasiswa tidak bisa menikmatinya secara maksimal. Penentuan kebijakan
ini dilakukan oleh Wakil Rektor 2 dimana bus hanya bisa beroperasi saat jam
kerja saja. Tetapi terkadang mak utiah dan supir yang lain juga tetap mengantar
mahasiswa diatas jam kerja karena kasihan.
Selama 15 tahun bekerja
mak utiah mempunyai kesan yang menyenangkan dan juga sedih. Keadaan yang
menyenangkan yang dialami oleh mak utiah adalah ketika mahasiswa memakai bus
unand untuk kegiatan di luar kampus. Dimana mak utiah bisa sambil menyegarkan
otak, suasana hati dan juga sambil jalan-jalan. Namun karena kebijakan dari
pihak kampus yang sekarang maka mak utiah hanya mengambil kerja sambilan di
Universitas Negeri Padang dimana hal itu bisa menambah penghasilannya. Karena kalau
hanya mengandalkan gaji dari unand saja tidak cukup yang dimana gaji yang
diperoleh di bawah dua juta rupiah yang hanya cukup untuk keperluan sekolah
anak saja belum dengan keperluan rumah dan makan.
Kesan yang sedihnya
adalah ketika Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau Ospek dimana mahasiswa
baru yang akan turun dari bus menyuruh supir bus dengan cara memerintah dan
tidak sopan seperti mengatakan ‘pir kiri pir’ seakan mahasiswa baru tersebut
memerintahkan supirnya sendiri. Hal ini membuat mak utiah berpikir bahwa ospek
yang dilakukan mempunyai batasan sehingga mahasiswa baru tidak diajarkan oleh
senior untuk bertata krama yang baik kepada semua pegawai yang bekerja di
unand.
Tidak hanya kejadian suka maupun duka namun juga ada kisah mistis selama bekerja menjadi supir
bus di unand. Dimana ketika teman mak utiah pulang ke pangkalan bus ketika
sudah malam lalu diantar oleh bus namun saat dilihat di pangkalan bus yang
mengantar temannya tadi tidak ada. Dan pernah terjadi juga ketika pukul 11
malam mahasiswa fakultas hukum pernah melihat adanya bus unand yang melintas
dan penumpangnya penuh. Tetapi ketika hal itu ditanyakan oleh satpam yang berada
di pos unand, tidak ada bus yang melintas.
Mak utiah mempunyai
harapan agar pihak kampus tidak menyulitkan mahasiswa dalam hal transportasi
yang dimana mahasiswa juga sudah membayar mahal akan hal itu. Dan ospek yang
dilakukan juga harusnya mengajarkan tata krama yang baik karna mahasiswa baru
sudah bukan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) lagi namun sudah mahasiswa.
Komentar
Posting Komentar